Salah satu komoditas penting di Indonesia adalah sektor peternakan. Ternak unggas terutama ayam merupakan salah satu komoditas yang paling banyak dikembangkan karena selain cepat berproduksi, ternak ayam juga relatif murah dan pemeliharaannnya lebih mudah jika dibandingkan dengan ternak lain. Berbagai macam faktor sangat mempengaruhi perkembangan serta keberhasilan dalam proses peternakan ayam. Salah satu faktor tersebut adalah penyakit. Penyakit pada ayam dapat mempengaruhi kesejahteraan ternak, produktivitas dan memberikan pengaruh terhadap kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu upaya dalam mengatasi faktor keberhasilan peternakan ayam berupa penyakit adalah tindakan pencegahan dan pemberantasan penyakit yang didukung melalui diagnosa yang tepat.
Pemeriksaan laboratorium penyakit pada ayam secara umum sangat diperlukan guna mengidentifikasi agen penyebab dari penyakit yang ditimbulkan. Salah satu metode yang digunakan dalam proses pemeriksaan yaitu melalui uji serologi. Pengujian serologi dari serum darah memiliki manfaat diantaranya untuk mendeteksi dan mengukur antibodi spesifik yang terbentuk selama kejadian penyakit, serta menemukan antigen virus dalam lesi dengan menggunakan antibodi yang diwarnai dengan fluoresence atau peroksidase. Beberapa jenis pemeriksaan serologi yang kerap digunakan di laboratorium sejauh ini adalah; uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI) untuk mengetahui titer antibodi terhadap Hemaglutinin (H) dan Agar Gel Presipitasi (AGP) untuk mengetahui adanya antibodi terhadap Neuraminidase (N). Adapun uji serologi yang lain adalah Netralisasi Virus (VN), Neuraminidase Inhibition (NI), Enzyme Linked Immuno-Sorbent Assay (ELISA), antibodi monoklonal dan hibridisasi in situ. Sampel atau bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini adalah serum darah dari ayam. Alasan penggunaan serum darah disebabkan karena didalamnya terkandung antibodi humoral.
Uji serologi secara umum memberikan manfaat yang besar dalam dunia peternakan, karena selain dapat membantu peneguhan diagnosa penyakit tertentu juga digunakan dalam proses monitoring status kesehatan ayam. Proses monitoring mencakup penentuan jadwal vaksinasi dan revaksinasi, tolak ukur keberhasilan vaksin dan sebagai penentu titer dasar dalam peringatan dini (early warning system). Sedangkan dalam peneguhan diagnosa uji serologi berkaitan dengan tindakan penanganan yang akan dilakukan selanjutnya. Hal ini disebabkan karena beberapa jenis penyakit yang menyerang ayam seperti Newcastle Disease (ND), Avian Influenza (AI) dan Infectious Bronchitis (IB) terkadang sulit dibedakan apabila tidak menunjukkan gejala atau perubahan yang khas. Pada kondisi tersebut uji serologi dapat membantu mengarahkan diagnosa.
Metode uji serologi yang menjadi pilihan paling sering para peternak adalah metode HI test dan ELISA. Uji HI dikhususkan untuk pengujian terhadap virus yang memiliki kemampuan menggumpalkan sel darah merah karena memiliki protein hemaglutinin. Sedangkan untuk virus yang tidak memiliki protein hemaglutinasi umumnya digunakan pengujian dengan metode ELISA. Hasil uji serologi baik uji HI maupun ELISA diperoleh hasil berupa titer antibodi ayam yang bisa digunakan untuk memantau status kesehatan ayam, hasil vaksinasi, jadwal vaksinasi, kasus penyakit dan paparan virus lapang sehingga penanganan penyakit dapat dilakukan dengan lebih baik dan maksimal. Secara garis besar uji serologi memainkan peran penting pada pemeliharaan ternak karena bisa dilakukan proses pemantauan titer antibodi terhadap penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus yang berpengaruh terhadap penurunan produksi. Karena sesungguhnya dengan memberikan perhatian lebih terhadap ternak melalui uji serologi merupakan salah satu investasi berharga dalam kemajuan peternakan di masa mendatang.