
Maternal antibodi adalah antibodi yang diturunkan dari induk kepada anaknya. Pada ayam, antibodi yang diturunkan ini disebut IgY (yolk immunoglobulin) karena berada di dalam kuning telur. Seiring perkembangan embrio, kuning telur akan terserap masuk ke dalam tubuh ayam dan antibodi maternal ini akan memberikan kekebalan pada minggu-minggu awal setelah anak ayam menetas. Rata-rata antibodi yang diturunkan dari induk ke anak adalah 60-70% dari titer antibodi induk (Ali dan Hasan, 2018). Oleh karena itu, titer dari maternal antibodi pada anak ayam akan sangat dipengaruhi oleh titer antibodi induk dan umur dari induk ayam. Gharaibeh dan Mahmoud (2013) menyebutkan bahwa titer antibodi pada anak ayam terhadap semua jenis virus rata-rata akan mulai habis pada umur 10 hari, kecuali untuk IBD. Ali dan Hasan (2018)menunjukkan dalam penelitiannya bahwa maternal antibodi terhadap Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), dan Infectious Bursal Disease (IBD) pada umur ayam 7 hari memiliki rata-rata titer antibodi maternal ±50% dari maternal antibodi di umur 0 hari. Sementara itu pada umur 14 hari, rata-rata titer antibodi maternal ayam ±8-10% dari maternal antibodi di umur 0 hari (tergantung dari umur indukan, riwayat vaksinasi indukan, dan juga kondisi DOC).
Lalu bagaimana peran maternal antibodi ini terhadap vaksinasi? Vriese et.al. (2010) menyebutkan dalam penelitiannya mengenai pengaruh maternal antibodi terhadap vaksinasi Avian Influenza. Titer antibodi terhadap Avian Influenza (AI) masih dapat terdeteksi dalam jumlah rendah pada 3 minggu post vaksinasi, sehingga vaksinasi AI yang dilakukan pada umur ayam 10 hari atau lebih direkomendasikan untuk memperoleh titer antibodi yang lebih baik. Penelitian efek maternal antibodi terhadap vaksinasi Newcastle Disease (ND) juga dilakukan oleh Vrdoljak et.al. (2017). Vaksin ND aktif diberikan pada ayam umur 0 hari (DOC) baik ayam Specific Pathogen Free (SPF) maupun ayam komersil. Hasil menunjukkan bahwa titer ND yang baik dari ayam SPF dapat dicapai dalam 2 minggu post vaksin. Walaupun demikian pada ayam komersil yang memiliki maternal antibodi, pencapaian titer ini terlambat untuk naik 1-2 minggu dibanding ayam SPF. Lebih lanjut, pengujian tantang pada ayam komersil umur 3-4 minggu menunjukkan bahwa ayam yang divaksin pada umur muda masih memiliki proteksi 70-100% terhadap tantang ND dibanding ayam yang tidak divaksin sama sekali. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa walaupun ada keterlambatan kenaikan titer antibodi, namun karena imunitas yang diinduksi vaksin ND aktif (seluler dan humoral), maka vaksinasi tetap memberikan proteksi dengan prosentase yang dipengaruhi oleh derajat interferensi titer maternal antibodi.
Maternal antibodi menjadi isu penting untuk vaksinasi ayam terhadap IBD, terutama karena virus IBD ini ganas pada ayam muda yang telah turun titer maternalnya. Alam et.al. (2002) menunjukkan bahwa maternal antibodi tinggi sangat menginterferensi hasil vaksinasi IBD pada ayam muda sehingga hasil vaksinasi tidak optimal. Respon kenaikan titer antibodi yang baik dapat dilihat pada vaksinasi umur 21 hari saat maternal antibodi telah turun. Walaupun demikian vaksinasi IBD pertama umur 21 hari ini sangat beresiko terhadap masuknya infeksi IBD mengingat titer antibodi baru mulai muncul 5-7 hari kemudian. Pada pengujian ELISA, maternal antibodi baru mencapai nilai negative pada 15-20 hari, dimana beberapa peneliti menyebutkan bahwa titer maternal antibodi akan berkurang setengahnya setiap 5 hari. Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam vaksinasi IBD ini juga adalah keseragaman maternal antibodi pada DOC. Apabila maternal antibodi memiliki keseragaman yang kurang (Coefficiennt of variation >45%) maka turunnya titer antibodi tidak akan bersamaan. Pada ayam dengan titer IBD yang rendah, infeksi dapat terjadi yang akan menyebar pada ayam lain (outbreak). Oleh karena itu pengujian maternal antibodi pada vaksin IBD sangat penting untuk menentukan jadwal vaksinasi IBD. Pada daerah yang sangat endemis IBD, vaksinasi umur 7 hari dapat dilakukan untuk ayam DOC yang memiliki keseragaman titer rendah untuk menyetarakan titer yang ada di tiap ayam. Tindakan ini juga tentunya harus diikuti dengan seleksi ayam sesuai kondisi fisik untuk mendukung ayam dengan kondisi kurang baik supaya dapat mengejar ketertinggalan performanya. Walaupun demikian jangan berharap bahwa vaksinasi umur 7 hari ini akan memberikan titer antibodi yang tinggi karena maternal antibodi masih cukup kuat menginterfensi, kecuali pada DOC yang sudah rendah titer antibodinya. Booster vaksin selanjutnya dapat dilakukan sesuai waktu perhitungan maternal antibodi. Yang perlu diperhatikan lagi dari vaksinasi IBD ini adalah keganasan dari strain vaksin. Seperti kita ketahui bersama bahwa vaksin dapat dibagi menjadi kelas mild, intermediate, intermediate plus, dan hot strain berdasarkan kemampuannya menembus maternal antibodi. Apabila maternal antibodi terlalu rendah dan vaksin yang masuk adalah strain yang ganas, maka atropi bursa dapat terjadi sehingga kekebalan tubuh akan turun. Oleh karena itu, perhitungan maternal antibodi dan evaluasi recording terhadap vaksinasi IBD menjadi sangat penting. Dengan adanya perhitungan maternal antibodi dan evaluasi recording, diharapkan vaksinasi IBD yang dilakukan akan efektif sehingga mengurangi terjadinya kasus outbreak yang disebabkan ketidaksesuaian perhitungan maternal antibodi.
Referen:
- Alam J, Rahman MM, Sil BK, Khan MSR, Giasudin, Sarker MSK. 2002. Effect of Maternally Derived Antibody on Vaccination against Infectious Bursal Disease (Gumboro) with Live Vaccine in Broiler. International Journal of Poultry Science 1(4): 98-101
- Ali MZ dan Hasan B. 2018. Follow up of Maternally Derived Antibodies Titer against Economically Important Viral Diseases in Chicken. Poultry Science Journal 6 (2): 149-154
- Gharaibeh S dan Mahmoud K. 2013. Decay of Maternal Antibodies in Broiler Chickens. Poultry Science 92: 2333-2336
- Vrdoljak A, Halas M, dan Suli T. 2017. Vaccination of Broilers Against Newcastle Disease in the Presence of Maternally Derived Antibodies. Tierarztl Prax Ausg G Grosstiere Nutztiere 45 (3):151-158
- Vriese JD, Steensels M, Palya V, Gardin Y, Dorsey KM, Lambrecht B, Borm SV, Berg TVD. 2010. Passive Protection Afforded by Maternally Derived Antibodies in Chickens and The Antibodies Interference with the Protection Elicited by Avian Influenza-Inactivated Vaccine in Progeny. Avian Dis 54 (1): 246-252