
Biosekuriti dapat digambarkan sebagai satu set program kerja dan prosedur yang akan mencegah atau membatasi hidup dan menyebarnya hama serta jasad renik berbahaya di berbagai tempat seperti peternakan, tempat penampungan hewan, dan rumah potong hewan.
Menurut Zainuddin dan Wibawan (2007) tujuan utama dari penerapan biosekuriti adalah :
- meminimalkan penyebab penyakit.
- meminimalkan potensi agen penyakit berhubungan dengan hospes
- Menurunkan kontaminasi lingkungan oleh agen penyakit seminimal mungkin
Menurut Jeffrey (2006), penerapan biosekuriti pada peternakan dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu: isolasi (penempatan atau pemeliharaan hewan di dalam lingkungan yang terkendali), pengendalian lalu lintas (diterapkan terhadap lalu lintas ke peternakan dan lalu lintas di dalam peternakan) dan sanitasi (meliputi praktek disinfeksi bahan, manusia, dan peralatan yang masuk ke dalam peternakan, serta kebersihan pegawai di peternakan). Penerapan biosekuriti pada peternakan dapat dilakukan diantaranya dengan:
- lokasi peternakan berpagar dengan satu pintu masuk
- pembatasan secara ketat terhadap keluar masuk material (hewan/ unggas, produk unggas, pakan, kotoran unggas, alas kandang, litter, rak telur)
- pembatasan secara ketat keluar masuk personel dan kendaraan dari atau ke lokasi peternakan.
- setiap orang yang masuk atau keluar peternakan harus mencuci tangan dengan sabun atau desinfektan.
- mencegah keluar masuknya hewan lain seperti burung liar yang dapat berperan sebagai vektor penyakit ke lokasi peternakan.
- unggas dipisahkan berdasarkan spesiesnya.
- kandang, tempat pakan / minum, sisa alas kandang / litter dan kotoran kandang dibersihkan secara teratur.
- tidak membawa unggas sakit atau bangkai unggas keluar dari area peternakan. Unggas yang mati harus dibakar atau dikubur.
- kotoran unggas diolah terlebih dahulu sebelum keluar dari area peternakan.
- air kotor sisa pencucian langsung dialirkan keluar kandang secara terpisah melalui saluran limbah ke tempat penampungan limbah (septik tank)
Dengan biosekuriti yang baik, jumlah organisme penyebab penyakit akan terfilter sehingga mengurangi kontak dengan unggas dalam peternakan. Akibatnya ayam akan lebih sehat, mengurangi stress, dan dapat berproduksi optimal. Produksi optimal inilah yang pastinya akan sangat membantu para peternak.